- Home>
- BERAWAL DARI SEBUAH PERSAHABATAN
Posted by : Unknown
Selasa, 03 Februari 2015
BERAWAL DARI SEBUAH PERSAHABATAN
Di suatu sekolah yang ku anggap tempat di mana aku bisa mengungkapkan segala ekspresi kehidupan di dalamnya, ternyata sekolah menjadi tempat yang indah untuk menemukan cerita-cerita indah yang bisa untuk dikenang. Selain sebagai tempat untuk menemukan segudang ilmu di sekolah juga menjadi tempat untuk kita menemukan berbagai jenis dan sifat teman yang kita jumpai, sesosok teman menjadi sebuah keindahan dalam menjalani kehidupan ini, selain itu di lingkungan sekolah kita juga dapat menemui benih-benih cinta yang akan tumbuh menjadi indah. Di sini lah ku mulai cerita itu.
Di suatu kelas yang amat seru dan mengasikan aku duduk bersama seorang sahabat yang telah ku kenal kelas sejak kelas 1 SMA yang bernama Randy. Kini kami telah duduk di kelas 2 SMA Negeri Jakarta. Aku telah berteman dengannya sejak kelas 1 SMA, entah mengapa di kelas 2 aku sekelas lagi dengannya.
Pada saat pelajaran berlangsung tiba-tiba seorang guru piket telah datang ke kelas ku. Guru piket itu datang tidak sendirian, tetapi bersama seorang cwe yang sebelumnya blum aku kenal dan belum juga aku lihat di sekolah ini. Yah, bisa di anggap lumayan cantik lahh cwe itu.
“Wan, ada cwe tuuuhhhh” Randy memberi tahu padaku
“Ya gue juga tau itu cwe, gue masih normal masih bisa bedain cwe sama cwo kaleee” gurau ku
“yeee, biasa ajh kalee kan gue cuma ngasih tau”
Akhirnya guru piket itu menjelaskan kepada seluruh siswa di kelasku bahwa cwe yang telah datang bersamanya itu adalah murid baru yang telah mendaftarkan diri untuk bersekolah di sini.
“Selamat pagi anak-anak” sapa guru piket itu
“PAGIIIII BUUUU” jawab seluruh siswa di kelas ku
“Oke, pagi ini kalian telah kedatangan siswa baru yang baru saja pindah dari Bandung, semoga kalian semua bisa berteman dengan baik bersamanya”
“Selamat pagi teman-teman, nama ku Riska yang baru saja pindah dari Bandung. Semoga teman-teman dapat menerima saya dengan baik di sekolah ini” sapa cwe itu memperkenalkan diri
Semua teman-teman kelas ku pun mendengarkan dengan baik sedikit cerita mengenai sekolahnya di Bandung sebelum ia duduk untuk melanjutkan pelajaran.
“Baik lah anak-anak itu lah sedikit cerita dari Riska. Semoga Riska dapat membagi pengalaman baiknya dengan teman-teman yang ada di sini”
“Baik Bu” jawab Riska singkat
“Wandi, bangku depan kamu ada yang kosong di situ ada yang menempatkan apa tidak ?” tiba-tiba guru piket itu bertanya pada ku
“i..iiya bu, kosong ko bu” jawabku ragu-ragu karena dari tadi aku sedang memperhatikan wajah Riska yang cantik.
“Yasudahhh Riska duduk di depan Wandi saja. Wandi, kamu jaga Riska baik-baik”
“Oke deeehhhhh Buuuuu” jawab ku semangat
Akhirnya Riska pun jalan menghampiri bangku tempat duduknya yang telah di tentukan tepatnya di depan tempat duduk ku.
“Hai Wandiii” sapa Riska sambil menyodorkan tangannya pada ku
“Hai Riska, salam kenal yahh” aku pun menggapai tangannya
“oh iya kenalkan juga teman ku ini namanya Randy” aku sambil menoleh kepada Randy
“Hay” Jawab Riska singkat
“hay juga” jawab Randy
.............
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi aku berniat untuk mememui Riska, karena aku yakin Riska blum mempunyai teman semenjak dia pindah untuk bersekolah di sini semenjak pagi tadi. Aku pun mengajaknya untuk pergi ke kantin.
“Riska, kamu ga ke kantin ??” tanya ku
“engga, aku lagi males ke kantin, boleh ga aku nemenin kamu istirahat”
“hmm, boleh ko”
Akhirnya aku pun bercerita panjang lebar bersamanya, menceritakan segala sesuatu mulai dari sekolah ,teman, dan hal lainnya mengenai suasana dan kondisi di sini. Riska pun juga menceritakan hal serupa kepada ku mengenai suasana dan kondisi yang ada di Bandung. Sungguh mengasikan bisa dekat dengan Riska walaupun baru pertama kali aku dekat dengannya.
................
Tak terasa aku dekat dengan Riska sudah hampir satu bulan ini aku telah memendam rasa dengannya. Aku pun berharap Riska juga memiliki rasa yang sama dengan ku, tapi aku belum bisa mengungkapkannya.
“Wan,lo suka sama Riska yahh ??”
“Kok lo bisa tau ??”
“Udah deehh gak usah ngelak gue mah udah tau sikap temen gue sendiri hehehe”
“Oke,thanks bro. Tapi gue lagi bingung niihh gimana caranya gw nembak dia, lagian gw juga deket sama dia baru sebulan”
“Yaelah sebulan itu ga sebentar bro, udah tembak ajh entar keburu di ambil orang lohh”
“Bener juga tuuhh”
Akhirnya setelah pulang sekolah hari itu sesampainya di rumah aku memikirkan kata-kata sahabat ku si Randy kalau aku dekat dengan Riska tidak sebentar. Aku pun berniat untuk menembak Riska. Hingga semalaman aku tidak bisa tidur karena aku sedang memikirkan Riska. Untuk menghilangkan rasa memikirkan Riska sekitar pukul 21:00 aku berniat untuk telpon dia, oke aku tau itu udah malam tapi aku ga bisa tidur kalo ga tau kabar dia, hahaha LEBAY yahhh hehehe.
“Hay Riska”
“Hay juga Wandi”
“Kamu blom tdur jam segini ? Emngnya lagi ngapain ?”
“Hmm blom nih, kamu juga blom tdur ? Aku lagi ada masalah niihh !”
“Loh masalah apa ? cerita ajh sama aku mungkin aku bisa bantu kamu”
“Oke deh aku bakalan cerita sama kamu, tapi besok yahh ga enak kalo cerita lewat telpon”
“Yaudah besok cerita ajh di sekolah ? Oke ?”
“Oke! Eh Wan, udah dulu yahh udah malem niihh aku mau tidur dulu”
“Hmm oke dehh, met tdur yah Riska GOOD NIGHT hehehehe :D”
“Hehe Night to WANDY J”
Akhirnya aku bisa juga mendengar suara Riska dan sedikit mengurangi rasa rindu ku ini, tapi kok aku makin gak bisa tidur karena penasaran dengan masalah yang di alami oleh Riska tadi. Hingga akhirnya aku baru bisa tidur pukul 03:00 dini hari.
...................
“KRIIIIIINGG KRIIIIIINNGGGG KRIIIIINNGGGG” Jam weker di kamar ku pun berbunyi sudah saatnya aku bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Memang cinta itu membuat ku tak terkontrol, akibat aku tidak bisa tidur semalaman mata ku pun terasa berat untuk di buka, tapi mau gimana lagi aku harus melakukan kewajibanku sebagai siswa untuk pergi bersekolah
Ternyata sesampainya di sekolah tepat di depan pintu kelas ku aku melihat seorang wanita yang sedang berdiri di sana, aku tak sadar ternyata itu adalah Riska tak tau kenapa mata ku pun langsung terbuka lebar walau pun mataku terlihat merah.
“Hai Wandy, kok mata kamu merah ?” Riska menyambutku
“E...eh Riska, engga ko gapapa” jawabku lemas
“Hayo knapa ngomong ajah sama aku”
“Hehe aku kurang tidur semalam Ris ..”
“Loh aku kira abis telpon-an sama aku semalam kamu langsung tidur, pasti mikirin cwe yahh hayo ngaku hahaha”
“Hahaha, tau ajh kamu Ris ?!” aku pun tak sadar mengatakan itu
“Hah ? Siapa Wan ? kasih tau aku dong !”
“E..eehh engga, aku becanda ko” aku pun mengelak
Aku tak sadar mengatakan itu, hampir saja aku keceplosan mengatakan semuanya kepada Riska tapi sebenarnya memang benar semalam aku tidak bisa tidur karena sedang memikirkan seorang wanita yaitu Riska, tapi aku belum berani mengatakan yang sebenarnya.
Aku pun beranjak ke tempat duduk ku, dan di sana sudah terlihat Randy yang sedang duduk di bangkunya
“Wan, knapa mato lo merah gitu ?? wahh abis ngintipin cwe yahhh ??” Randy meledek ku
“Huuusss, enak ajah lo semalem gue ga bisa tidur niihhh gara-gara mikirin Riska”
“Ciiieee, makin deket ajh lo sama dia kan udah gue bilang tembak ajah dia”
“Ya gue tau, tapi ga segampang itu juga kan itu semua perlu proses”
“Bener juga siiihh hehehe”
Bunyi bel tanda masuk di sekolah ku pun berbunyi sebentar lagi pelajaran di sekolah akan segera berlangsung seperti biasa. Jam pertama di kelas ku adalah pelajaran Sejarah, dan pelajaran itu terkenal sebagai pelajaran yang sangat membosankan mungkin itu sama juga yang aku rasakan pada saat ini.
Hingga pelajaran itu berlangsung mata ku pun masih tetap terasa berat untuk terbuka, suasana makin mendukung pada saat pelajaran Sejarah sedang berlangsung. Tak terasa aku pun tertidur saat pelajaran hingga akhirnya guru Sejarah yang sedang mengajar mengetahui aku sedang tertidur pulas di meja ku. Dengan logat Medan nya guru itu membangunkan ku.
“Hey Randy, bangunkan teman sebelah kau itu yang sedang tertidur”
“Ehhhh Wan bangun, di panggil Pak Tigor tuuhh” Randy pun membangunkan ku dan aku langsung bangun sambil mengusap mata ku yang dari tadi pagi sangat mengantuk
“Hey Wandy, berapa skor pertandingan Chelsea vs MU semalam ?”
“3-2 Pak, eehhh” aku pun menjawab reflaek pertanyaan dari Pak Tigor
“HAHAHAHAHA” teman-teman di kelas ku pun tertawa semua tak luput Riska dan Randy pun juga ikut menertawakan ku
“Sudah-sudah, cepat kau ke toilet dan kau cuci muka kau yang sangat lecek itu”
“Baik Pak ..”
“Jangan tertidur lagi kau di toilet”
“HAHHAHAHAHA” lagi-lagi teman-teman di kelasku tertawa akibat lelucon dari Pak Tigor
Dan aku pun pergi ke toilet dan langsung mencuci muka ku yang sangat mengantuk, setelah mencuci muka aku langsung bercermin di kaca yang ada di toilet itu dan aku berfikir, sepertinya wajah ku juga ga jelek-jelek banget dan gaya ku juga lumayan keren, kenapa aku juga belum berani mengatakan dan mengungkapkan semua perasaan ku pada Riska tapi aku juga berfikir dengan kata-kata yang aku ungkapkan sendiri kepada Randy kalau semua itu perlu proses. Tapi ada sebersit aku berfikir apakah aku pantas untuk Riska ?? Kata-kata itu yang terus membayangi ku hingga aku sampai di tempat dudukku di kelas. Semua yang aku pikirkan tadi hilang seketika saat aku mulai konsentrasi ke pelajaran.
Sejak dari awal pelajaran di mulai aku sangat memikirkan apa yang sebenarnya akan di ceritakan oleh Riska pada ku.
“Ris, sebenarnya kamu mau cerita apa sihh ??”
“Entar ajah ceritanya, masih belajar niihh !”
“Hmm, yaudah dehh entar pulang sekolah ikut aku ajh yahh ??”
“Mau ngapain ?”
“Udaaaahh, entar ikut aku ajh sekalian kamu ceritain masalah itu”
“Hmm, oke deeehh”
Tadinya aku mau mengajaknya untuk pergi ke suatu taman yang sangat idah di dekat komplek, untuk mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya pada Riska, tetapi aku juga penasaran apa yang akan di ceritakan pada ku.
Pada saat bell tanda pulang berbunyi aku langsung mengajak dan tak sengaja aku menggandeng tangannya, setelah berapa detik aku batu menyadarinya. Saat aku melihat ke arah Risaka dia pun terlihat tersenyum saat aku menggandengnya. Sungguh cantik wajah Risaka saat dia sedang senyum yang membuat aku semakin yakin aku akan mengatakan isi hati ku hari itu juga.
Setelah sampai pada tempat tujuan, aku ko jadi gugup padahal sebelumnya aku udah yakin banget untuk mengatakan ini semua. Seharusnya aku yakin ajh suasananya pun udah meyakinkan banget. Yaudah deh aku buka pembicaraan ajah dulu.
“Ris, emm..mmm”
“Kenapa Wan ?? Ko kayanya gugup gtu ?”
“Ehh, ga jadi dehhh”
“Loh ko ga jadi ?”
“Kamu duluan ajah deeh, katanya kamu mau cerita”
“Ayo lah Wan ngomong ajh, aku ga mau cerita kalo kamu blom cerita”
“Mulai dari pertama kali aku bertatap muka sama kamu, aku ngerasain ada seseuatu yang beda. Setelah kita udah berteman selama lebih dari satu bulan ini aku merasakan suka sama kamu. Aku ga tau juga perasaan kamu ke aku sama ato engga, aku ga berharep kamu juga suka sama aku dan bisa terima aku tapi yang aku pengen kamu tau perasaan aku yang sebenarnya. Aku sayang Ris.”
“Loh ko jadi aneh yahh ?”
“Aneh knapa Ris ? Aku salah yah suka sama kamu ?”
“Bukan itu Wandy sayang, sebenarnya aku mau cerita kalo aku juga sayang dan suka sama kamu yang kamu ceritain tadi juga yang mau aku ceritain ke kamu, sebenarnya aku ga berani ngungkapin duluan semuanya ke kamu karena aku cwe ga mungkin aku ngungkapin duluan ke kamu, ini ajh aku di paksa sama Randy untuk mengungkapkan semuanya ke kamu, tapi kamu udah ngungkapin duluan ke aku barusan. Aku tuh selalu curhat sama Randy tentang kamu. Tapi kamunya yang ga pernah respon perasaan aku. Aku juga sayang kamu Wan.”
“Loh jadi selama ini kamu deket sama sahabat aku toohh. Hmm, yaudah ka kita udah tau perasaan masing-masing, kamu mau ga jadi pacar aku ??”
“Iya aku mau jadi pacar kamu”
Betapa senangnya peraasan aku saat itu, ternyata selama ini Riska memiliki perasaan yang sama dengan ku. Semua yang dia rasain juga sama yang aku rasaain selama ini. Pada akhirnya aku bisa mendapatkan Risaka untuk jadi pacar ku. Semua ini tak terlepas dari sahabatku Randy yang bisa meyakinkan aku dan Riska untuk mengungkapkan perasaannya masing-masing, memang dia sahabat yang baik, sahabat yang bisa mengerti perasaan sahabatnya sendiri. Keesokan harinya aku berterima kasih kepada Randy, dia pun merasa senang atas hubungan ku dengan Riska dan dia mengucapkan selamat pada ku. Semoga hubungan persahabatanku pada Randy bisa berjalan lama dan baik. Selain itu juga semoga hubungan ku dengan Riska dapat terjalin dengan baik juga, karena hubungan ku dengan Riska berawal dari sebuah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar